Wednesday 29 August 2012

Mungkin Hanya...

Zaman semakin edan ,mungkin benar ungkapan “kiamat sudah dekat”. Mari kita lihat disekeliling dosa dimana-mana. Apa yang mereka cari?mungkin hanya duniawi? ya kita tidak bisa membohongi diri sendiri kadang kita terlena dengan keadaan. Memang kita bukan manusia sempurna tapi menjadikan diri lebih baik dan berguna itu lebih baik.

 Hal-hal berbau pornografi bisa banyak ditemukan di televisi yang sehari-hari kita lihat, industri perfilm Negara ini hanya bisa membuat film yang berjudulkan horror tetapi banyak dibumbui adegan hot para bintang, sinetron antara si miskin dan si kaya yang dibumbui dengan jurang pemisah yang sangat berefek kepada masyarakat, tidak kalah dengan tayangan yang bodoh dan membodohi seperti serial yang berskenario tetapi dibuat menjadi seperti nyata, tayangan yang selalu membuka aib seseorang, pemberitaan tentang seorang superstar yang membuat video mesum,para pria setengah wanitapun selalu menjadi para mc dan memberikan efek yang sangat buruk,  hanya hal-hal seperti itu yang selalu banya kita dapatkan dari tayangan televisi setiap hari. Kapan Negara ini bisa mempersembahkan acara-acara yang dinominasi oleh prestasi orang-orang hebat yang telah membuat bangga negaranya? kapan Negara ini bisa mempersembahkan tayangan yang mengangkat jasa-jasa para pahlawan dari Negara ini? Kapan Negara ini bisa menayangkan kaum minoritas yang berjasa? Selalu saja para artis-artis kaya raya,glamor dan terkenal yang sering kita lihat. Gara-gara hal seperti ini banyak orang antusias menjadi seorang artis,banyak orang yang menghalalkan banyak cara agar bisa menjadi artis walaupun kesuciannya hilang mereka tidak peduli yang penting bisa hidup glamour,kaya raya dan terkenal.

Mari kita lihat keluar banyak manusia-manusia yang hidup dari “television effect” bergaya selayaknya para artis yang mereka lihat setiap hari di televisi, bergaya glamour walaupun hidup pas-pasan, tidak kalah style para artis pun menjadi ajak untuk di ramaikan seperti para wanita yang kemana-mana menggunakan hotpant. Peduli akan dosa dan effect yang bisa berkepanjangan. Para pria yang bergaya metrosexual selayaknya pria 50% . Para pemegang sahamlah yang tidak pernah mempedulikan efek yang akan terjadi,hanya royalty yang selalu di kedepankan dan di nomor satukan.

Tentang keadilan tidak kalah menarik mungkin hanya di Negara ini para koruptor bisa hidup enak sedangkan para pahlawan Negara ini hidup sengsara. Dimana rasa keadilan Negara ini? Ketika seorang nenek tua mencuri dua buah biji kopi dipenjara satu tahun sedangkan  koruptor yang korupsi 21 M hanya dipenjara 6 bulan. Apakah ini namanya hukum ? dari sudut pandang apapun ini tidak adil. Ya hanya disini para penegak hukum  bisa dibeli dengan uang dan hukumpun bisa dihapuskan dengan yang namanya uang. Jangan heran apabila banyak orang beranggapan lebih baik menajadi koruptor dari pada menjadi pencuri kelas teri,sudah banyak uang tinggal bayar para penegak hukumnya amankan.

Para penegak hukum yang menjadikan suap menyuap itu sebagai makan sehari-hari, apakah mereka tidak pernah berpikir bahwa mereka menafkahi keluarga mereka dari uang kotor, akankah bermanfaat? Mungkin akan menjadi darah kotor dari makanan yang mereka makan dari uang kotor. Mungkin di Negara ini orang-orang bodoh banyak dihargai,orang-orang licik disegani dan orang-orang bersifat buruk bisa mendapatkan kursi yang tinggi asal mempunyai uang. Mungkin Negara ini tidak membutuhkan orang pintar,orang jujur dan orang baik karena di setiap instansi apabila ada seseorang yang jujur selalu di gulingkan,ada orang baik selalu di jatuhkan, setiap ada orang yang berniat baik pasti dijatuhkan bahkan dihilangkan nyawanya.

Tempat prostitusi dan tempat-tempat hiburan malam yang menjamur tetap diberi tempat yang nyaman walaupun tempat mereka berdekatan dengan markas para pebegak hukum. Secara tidak langsung para pemuda penerus bangsa ini yang telah mensupport tempat-tempat seperti itu menjadi menjamur. Para pemuda dan pemudi  yang sering beranggapan bahwa setelah mereka mendatangi tempat-tempat hiburan malam mereka adalah anak muda masa kini yang gaul dan glamour. Bahkan banyak para wanita tanggung  yang rela memberikan kesucian mereka hanya untuk bisa jalan dengan para pria kaya bermobil. Ayam kampuslah ajang para mahasiswi untuk mendapatkan uang tambahan hanya untuk membiayai kehidupannya yang harus hidup bergaya glamour. Bahkan banyak dari mereka para wanita tanggung yang melakukan ml gara-gara tidak mau di bilang anak cupu. Apabila hal-hal tersebut sudah menjadi kehidupan sehari pasti ada situasi menghilangkannya nyawa. Ya aborsi pasti tidak jauh dari kehidupan seperti itu. Sex bebas terus menjamur di kalangan anak muda dan menjadi hal biasa dalam kehidupannya. Apakah para pemuda dan pemudi yang seperti ini yang akan melanjutkan Negara yang hampir hancur ini?

Mungkin hanya di Negara ini seseorang bisa terkenal gara-gara kelakuannya yang jauh dari baik.  Mungkin hanya di Negara ini seorang putri dari kerajaan Negara sebelah bisa menjadi terkenal dalam sekejap. Mungkin hanya di Negara ini seorang narapidana bisa hidup enak.  Mungkin hanya di Negara ini orang kaya yang selalu di hargai. Mungkin hanya di Negara ini hukum bisa dibeli dengan uang. Mungkin hanya di Negara ini seorang superstar semakin terkenal setelah mereka dipenjara. Mungkin hanya di Negara ini bom di jual bebas. Mungkin hanya di Negara ini orang-orang baik,jujur, dan benar selalu disingkirkan dan tidak dibutuhkan. Mungkin hanya di Negara ini suap menyuap dan korupsi menjadi hal yang biasa. Mungkin hanya di Negara ini para petinggilah yang selalu hidup berkecukupan. Mungkin hanya di Negara ini gaji para petinggi selalu dinaikan walaupun sudah berkehidupan jauh dari cukup.  Mungkin hanya di Negara ini gaji seorang Pemimpin Negara lebih rendah dari pada para mentrinya. Dan masih banyak “mungkin hanya di Negara ini” yang lain.

Apakah akan seperti ini seterusnya?Hanya kitalah yang bisa memberi jawabannya dan membuat lebih baik lagi atau menjadi lebih buruk lagi.



Ditulis dalam keadan sehat wal'afiat oleh manusia berjenggot

No comments:

Post a Comment

Comment